Pages

Jumat, 24 Juni 2011

perbedaaan Nabi dan Rasul


Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah SWT dan membina mereka agar melaksanakan ajaran-Nya. Ciri-ciri mereka dikemukakan dalam Al-Qur’an,

"... ialah orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah. Mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (Q.S. Al Ahzab : 39).

Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah : seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap umatnya. Para Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib dan 4 sifat mustahil, serta satu sifat jaiz, yaitu : 

1.Shiddiq (benar), Mustahil ia Kizib (dusta).

2.Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang).

3.Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), Mustahil Kitman (menyembunyikan Wahyu).

4.Fathonah (Pandai/cerdas), Mustahil Jahlun (Bodoh).

5.Bersifat jaiz yaitu Aradhul Basyariyah (sifat-sifat sebagaimana manusia).


Di dunia ini telah banyak Nabi dan Rasul telah diturunkan, tetapi yang wajib diketahui oleh umat Islam adalah sebanyak 25 Nabi dan Rasul, yaitu :

Nabi Adam as

Nabi Idris as

Nabi Nuh as

Nabi Huud as

Nabi Shaleh as

Nabi Ibrahim as

Nabi Ismail as

Nabi Luth as

Nabi Ishaq as

Nabi Ya’qub as

Nabi Yusuf as

Nabi Syu’aib as

Nabi Ayyub as

Nabi Dzulkifli as

Nabi Musa as

Nabi Harun as

Nabi Daud as

Nabi Sulaiman as

Nabi Ilyas as

Nabi Ilyasa as

Nabi Yunus as

Nabi Zakaria as

Nabi Yahya as

Nabi Isa as

Nabi Muhammad saw

Kucing bersayap


kucing
awalnya hanya berupa benjolan yang kemudian tumbuh menjadi sayap karena musim panas yang baru-baru ini terjadi di provinsi Sichuan.
Namun menurut salah satu pemilik kucing bersayap ini, Feng, kucingnya memiliki sayap akibat stress saat ‘digoda’ oleh kucing betina selama musim kimpoi.
” Awalnya sayap-sayap itu hanya berupa seperti benjolan lalu kemudian berkembang dengan cepat dan setelah sebulan muncul deh 2 buah sayap”.
”Banyak kucing betina yang sedang ‘panas-panasnya’ datang dan ‘menggoda’ dia lalu sayap-sayap itu mulai tumbuh,” jelas Feng lagi kepada Koran Huashang.
kucing bersayap
kucing dan pemiliknya
Adapun sayap-sayap kucing Feng memiliki tulang.
Dan buat Feng, kucingnya yang bernama Tom seperti layaknya kucing malaikat.
Tapi yah lain Feng lain juga pendapat para ahli genetik. Menurut mereka kucing bersayap itu bukanlah sesuatu yang ajaib atau bersifat kemalaikatan.
Para ahli genetik ini menjelaskan kalau sayap-sayap yang ada pada kucing milik Feng bisa terbentuk akibat pertumbuhan yang jelek, kegagalan genetik atau kondisi kulit bawaan/ turunan.
Toh begitu menurut para ahli, sayap-sayap kucing milik Feng itu gak berbahaya buat kehidupan si Tom secara keseluruhan.

KUCING ANEH



Seekor kucing di Bulukumba, Sulawesi Selatan, lahir dengan kondisi fisik berbeda dibanding saudara-saudaranya. Tak hanya berkelamin ganda, kakinya pun berjumlah enam.

Dua kaki lainnya terdapat di dekat kaki belakang atau dekat dengan ekor. Dari posisinya, dua kaki itu tampak mengganggu aktivitas kucing, terutama saat berjalan. Cara berjalannya pun juga aneh, kucing harus sedikit mengangkat bagian belakang saat berjalan normal. Kedua kaki tambahan tersebut tak dapat digunakan berjalan.

Tak hanya itu, kucing ini juga berkelamin jantan dan betina sehingga pemiliknya sendiri bingung saat ditanya jenis kelamin kucingnya.

Dadang, sang pemilik kucing baru mengetahui keanehan pada kucingnya 2 bulan pasca-kelahiran. Dia kaget saat melihat kucingnya tidak seperti empat saudaranya yang normal.

Awalnya dia mengetahui kucing ini suka menyendiri dari saudaranya. Saat saaudaranya keluar rumah justru kucing aneh malah mondar-mandir di sekitar rumah.

Perlakuan berbeda pun diberikan Dadang kepada kucing yang belum diberi nama itu. Setiap kali makan, kucing digorengkan ikan dan disediakan layaknya manusia. Anehnya, si kucing tidak akan mau makan jika tidak disajikan ikan yang dimasak.

Kucing ini kini menjadi buah bibir warga Kota Bulukumba. Warga yang penasaran mendatangi rumah Dadang di Jalan Jenderal Sudirman Bulukumba. 





Gimana ayo menurut kalian ....?????

7 Keajaiban Dunia yang Terletak di Bawah Laut

Jika Anda menyukai sejarah, dapat mengikuti berita arkeologi, peradaban tua yang mengagumi dan pada saat yang sama Anda senang dan mempunyai keinginan besar dalam ahli scuba diving, maka di sini kami akan bercerita tentang 7 keajaiban dunia bawah laut, Anda akan senang mungunjunginya.

Sejarah kemanusiaan kehilangan banyak dalam proses pembangunan. Banyak kota dan objek lain peradaban yang hilang di kedalaman danau, laut dan samudra di seluruh dunia. Beberapa dari mereka ditengelamkan ke dalam laut, seperti dalam dongeng, oleh gempa bumi, tsunami atau bencana alam lainnya berabad-abad yang lalu. Beberapa dari mereka telah telah dibuka dan di teliti, beberapa bahkan yang diangkat ke permukaan berkat untuk memunculkan tehnologi. Namun, yang lain masih menyimpan banyak rahasia dari peradaban kuno, yang sarjana dan penyelam penasaran turun ke bawah, dalam air hijau.

Alexandria, Mesir

Alexandria, kota dari Alexander Agung (Macedonia) - sisa kerajaan Cleopatra. Hal ini diantisipasi bahwa kota itu sekitar satu dan seribu setengah tahun yang lalu, dipengaruhi oleh gempa, dan Alexandria hampir sepenuhnya hilang di bawah air, bersama dengan semua artefak, patung, kolom dan keindahan lain dari istana Cleopatra. Proyek untuk menaikkan dari air mencalonkan pakar terus-menerus, tapi sementara kasus ini bergerak perlahan. Namun, Anda dapat melanjutkan untuk menyelam ke reruntuhan dari Alexandria bawah air.

Teluk Cambay, India

Beberapa tahun yang lalu di India, dibuka sebuah kota tahun 9500. Reruntuhan ini di bawah air di pantai selatan India menunjukkan tingkat peradaban tertinggi pada saat itu. Perlu dicatat bahwa sampai saat ini kota yang sangat tua, yang dikenal di India, hanya ada 5 ribu tahun. Discovery bernama Golden City, sebagai kota legendaris tempat tinggal Krishna

Kwan Phayao, Thailand
500 tahun Candi Thai tua terletak di dasar danau Phayao. Danau yang baru - itu diciptakan hampir 70 tahun yang lalu, tapi sekarang drain adalah tidak mungkin - itu memerlukan biaya yang besar sehingga lebih mudah untuk meninggalkan segala sesuatu sebagaimana adanya. Dan beberapa penggemar reruntuhan air berpendapat bahwa candi tersebut telah menjadi bagian dari ekologi danau dan segala sesuatu harus tetap utuh.

Yonaguni-Jima, Jepang

Dekat pantai Jepang, sekitar dua puluh tahun yang lalu, didirikan piramida bawah laut misterius segera muncul perselisihan. Para ilmuwan menyarankan bahwa «bangunan» terdeteksi ukiran dari batu. Tapi ini dilakukan oleh orang-orang menggunakan alat, dan sangat tinggi dikembangkan teknologi untuk sementara waktu.

Havana, Kuba

Kelompok ilmuwan terus mengeksplorasi reruntuhan megalitikum dalam saluran Yucatan disebut dekat Kuba. Mereka telah ditemukan mil di sepanjang pantai. arkeolog Amerika, yang menemukan tempat ini, segera menyatakan bahwa mereka menemukan Atlantis (bukan yang pertama kalinya dalam sejarah, arkeologi bawah air). Sekarang kadang-kadang dikunjungi oleh penyelam scuba, dan semua lain yang berminat dapat menikmati hanya dalam survei dan rekonstruksi komputer kota air terkubur dari usia milenium

Laut Utara, Eropa

Sepotong pemandangan alam yang ditemukan beberapa waktu lalu di Laut Utara. Bagian dari negeri itu di bawah air sehingga tiba-tiba yang diawetkan adalah sungai, danau dataran banjir dan batas tepi pantai. Menurut peneliti, penemuan unik ini telah banyak yang bisa diceritakan tentang apa yang tanah ribuan tahun yang lalu.

Atlantis, Antartika

Seratus tahun yang lalu, kurator museum di Istanbul membuat penemuan mengejutkan. Dengan mempelajari peta dunia kuno, ia menemukan itu ditandai dengan pegunungan, konsisten dengan topografi diketahui Antartika. Atlantologi sekarang menggunakan kartu ini, membuktikan bahwa Atlantis benua legendaris - apa yang sekarang disebut Antartika. Terutama didorong oleh bukti mereka bahwa ketebalan es di Kutub Selatan adalah tanah perusahaan, bukan di bawah laut, dan pada saat icing di atasnya untuk tumbuh hutan tropis.
Selasa, 21 Juni 2011

Mimpi Berjumpa Rasulullah saw – Habib Munzir


قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
سَمُّوا بِاسْمِي، وَلَا تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي، وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ، فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw : “Berilah nama-nama kalian dengan namaku, dan jangan memakai gelar seperti gelarku, dan barangsiapa bermimpikan aku dalam tidurnya sungguh ia telah melihat aku, maka sungguh syaitan tidak mampu menyerupai diriku, dan barangsiapa yg berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaknya ia bersiap akan tempatnya di neraka” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الْمُبَارَكَةِ…
Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, sebelum zaman dicipta hingga zaman dicipta dan kemudian sirna, setiap generasi terlahir dan wafat kesemuanya di dalam pengaturan Sang Maha Tunggal dan Maha Abadi, samudera segenap ketentuan dan segala kejadian yang lalu dan yang akan datang berada dalam samudera kelembutan-Nya, di dalam samudera kasih sayang-Nya. Sungguh Allah subhanahu wata’ala sangat Maha Pengasih dan Maha Penyayang, seandainya Dia tidak berkasih sayang dan mau menghukum hamba-Nya sebab kesalahan-kesalahan mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ ( النحل : 61 )
” Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya” ( QS. An Nahl: 61)
Maka jika Allah mau menghukum manusia karena kesalahan yang mereka lakukan, maka mereka tiadalah akan tersisa lagi di muka bumi ini, namun Allah menunda setiap nafas, setiap detik, dan hari demi hari (agar kita bertobat) hingga waktu yang telah Allah tentukan, yaitu sakaratul maut. Allah bersabar menanti kita, Allah bersabar untuk menunda siksa-Nya, dan tidak mau menghukum kita, Allah siap melimpahkan kemuliaan hingga sepuluh kali lebih besar dari kebaikan yang kita perbuat, bahkan hingga 70 kali lipat. Allah subhanahu wata’ala menuliskan satu perbuatan dosa hanya dengan balasan satu dosa, namun perbuatan baik Allah akan melipatgandakan balasannya dengan 10 kali pahala hingga 700 kali lebih besar, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa setiap kebaikan akan dilipatgandakan balasannya 10 kali lebih besar hingga 700 kali dan lebih dengan kehendak Allah, berarti cinta kita kepada Allah dibanding dengan cinta Allah kepada kita 10 kali lebih besar cinta Allah kepada kita, bahkan 700 kali lebih besar dari cinta kita kepada Allah. Sekali kita beribadah dan berbakti kepada Allah maka sepuluh kali Allah subhanahu wata’ala berbakti kepada kita, maksudnya Allah berbakti kepada kita adalah mengganjar dan membalas dengan kebaikan, menyambut dengan kehangatan, sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab Taujih An Nabiih Limardhaati Baariih karangan guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsi:
ياَدَاوُد لَوْ يَعْلَمُ الْمُدْبِرُوْنَ عَنِّيْ شَوْقِي لِعَوْدَتِهِمْ ، وَمَحَبَّتِيْ فِيْ تَوْبَتِهِمْ ، وَرَغْبَتِيْ فِي إِناَبَتِهِمْ لَطاَرُوْا شَوْقًا إِلَيَّ ، يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي ، فَكَيْفَ تَكُوْنُ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ…؟
“Wahai Daud : Seandainya orang-orang yg berpaling dari-Ku mengetahui kerinduan-Ku atas kembalinya mereka, dan cinta-Ku akan taubatnya mereka, dan besarnya sambutanku atas kembalinya mereka pada keridhoan Ku, niscaya mereka akan terbang karena rindunya mereka kepada-Ku. Wahai Daud, demikianlah cinta-Ku kepada orang-orang yg berpaling dari Ku (jika mereka ingin kembali), maka bagaimanakah cinta-Ku kepada orang-orang yg datang (mencintai dan menjawab cinta Allah ) kepada-Ku?”
Apabila mereka yang terus berdosa dan berbuat salah memahami betapa rindunya Allah kepada mereka apabila mereka mau kembali kepada kasih sayang dan keridhaan Allah, mau kembali kepada jalan keluhuran dan meninggalkan kehinaan untuk mendekat kepada Allah, jika mereka mengetahui betapa besarnya rindu Allah kepada mereka, betapa besarnya cinta Allah kepada taubat mereka dan betapa hangatnya sambutan Allah untuk mereka yang mau kembali kepada-Nya, jika mereka mengetahui hal itu sungguh mereka akan wafat di saat itu juga untuk menuju kepada Allah karena tidak mampu menahan rindu kepada Allah, karena Allah telah merindukannya, karena Allah telah mencintainya, maka mereka akan meninggalkan segenap dosa dan tenggelam dalam taubat dan kerinduan kepada Allah. Kita tidak mengetahuinya, namun paling tidak ada sedikit kefahaman di dalam jiwa dan sanubari bahwa ada Sang Maha Abadi Yang menanti kita dengan kebahagiaan yang kekal, Yang menyiapkan cinta, rindu dan sambutan hangat-Nya untuk mereka yang mau membenahi dirinya, maka berusahalah dan Allah tidak memaksa lebih dari kemampuan kita.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru kita yang kita cintai, As Syaikh Amr Khalid tentang cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sampailah kita pada hadits agung ini:
سَمُّوا بِاسْمِى وَلاَ تَكْتَنُوْا بِكُنْيَتِي
” Berilah nama dengan namaku dan janganlah memakai kun-yahku “
Maksudnya dengan nama beliau nabi “Muhammad” shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh sebab itu jika saya dimintai untuk memberikan nama maka pasti saya beri nama “Muhammad…..”, dan ada kelanjutannya, saya tidak pernah memberi nama dengan nama yang lain, walaupun nama nabi banyak namun sungguh nama yang terbaik adalah “Muhammad” shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga banggalah kelak mereka yang ketika dipanggil kehadapan Allah membawa nama nabi “Muhammad”. Namun perintah memberikan nama dengan nama nabi bukanlah perintah wajib melainkan sunnah menggunakan nama nabi “Muhammad”, dan Rasulullah melarang untuk memakai gelar beliau. Para Ulama berbeda pendapat dalam hal kun-yah (gelar) ini, sebagian mengatakan “Abu Al Qasim” dan larangan itu hanya ketika di masa hidupnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun gelar beliau yang tidak boleh digunakan hingga akhir zaman adalah gelar “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, karena gelar ini hanya untuk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para rasul, maka tidak boleh kita gunakan, namun gelar “Abu Al Qasim” atau yang lainnya boleh digunakan tetapi setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengapa? karena pernah terjadi dimana seseorang di zaman Rasulullah memberi nama anaknya Qasim, maka si ayah dipanggil dengan sebutan “Abu Al Qasim” dan Rasulullah pun menoleh maka ketika itu Rasulullah melarang menggunakan gelar itu di masa hidup nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, namun di zaman sekarang tidak ada larangan. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‏مَنْ رَآنِيْ فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِيْ
“Barangsiapa melihatku di waktu tidur maka dia benar benar telah melihatku, karena syeitan tidak dapat menyerupaiku”
Sungguh syaitan tidak akan bisa menyerupai bentuk Rasulullah, betapa indahnya wajah yang tidak mampu diserupai oleh syaitan, nabi kita sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Syaitan mampu berpura-pura menjadi guru, menjadi murid dan yang lainnya namun syaitan tidak bisa menyerupai wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Banyak pertanyaan yang muncul kepada saya tentang hal ini, “Habib, saya bermimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi wajahnya berupa wajah habib fulan atau kiyai fulan, apakah itu mimpi Rasulullah?”, iya itu adalah mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, selama orang yang kita lihat itu adalah wajah orang yang shalih. Namun dijelaskan oleh beberapa habaib kita di Tarim Hadramaut, bahwa tidak ada seseorang dari kaum shalihin yang diserupai wajahnya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali dia adalah wali Allah subhanahu wata’ala (orang yang dicintai Allah). “Habib, ada yang mimpi Rasulullah tetapi wajahnya kok gelap dan tidak bagus bentuknya, pincang atau cacat?!”, apakah itu juga mimpi Rasulullah?, hal itu adalah cermin dari diri kurang baiknya hati kita, karena hati kita adalah cermin, jika sebuah cermin terdapat banyak noda maka hasil dari cermin itu juga banyak noda, jadi apabila kita bermimpi Rasulullah dalam keadaan cacat maka yang cacat adalah hati kita, bukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hal itu merupakan teguran dari Allah subhanahu wata’ala untuk mengingatkan kita. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani Ar di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa orang yang bermimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan melihat wajah asli beliau, namun hal ini tergantung derajat orang tersebut, para kekasih Allah dan para shalihin, mereka akan melihat wajah asli rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam mimpinya. Diriwayatkan pula oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa salah satu istri Rasulullah menyimpan sebuah cermin yang pernah ia gunakan, kemudian dipinjam oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bercermin dengan cermin itu, setelah cermin itu dipakai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu menampakkan wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam begitu jelas, cermin itu tidak mau lagi memunculkan atau mencerminkan wajah yang lain setelah digunakan bercermin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan jika istri Rasulullah ini rindu dengan Rasulullah setelah beliau wafat, maka ia melihat cermin itu dan ia lihatlah wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena cermin itu tidak mau lagi menampakkan wajah yang lain. Maka para tabi’in yang ingin melihat wajah Rasulullah mereka datang kepada istri Rasulullah dan melihat cermin itu sehingga mereka melihat wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Subhanallah, sebuah cermin pun tidak bisa lagi menjadi sebagai cermin setelah melihat wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dijelaskan di dalam buku “Muhammad Insan Al Kamil” oleh Al allamah Al Musnid Al Habib Muhammad bin ‘Alawy Al Maliki tentang perbedaan wajah nabiyullah Yusuf As dengan wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana dahulu di masa nabi Yusuf para wanita memotong jari-jarinya karena indahnya wajah nabi Yusuf As, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:
فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ ( يوسف: 31 )
“Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya , mereka terpesona kepada (keelokan rupanya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri, seraya berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia, sungguh ini adalah malaikat yang sempurna” (QS. Yusuf : 31 )
Maka berkatalah As Syaikh Muhammad bin ‘Alawy Al Maliki Ar menukil salah satu riwayat sahabat bahwa Allah tidak menampakkan keindahan wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara keseluruhan di muka bumi, hanya 1 keindahan dari 10 bagian yang diperlihatkan, jika seandainya yang 9 bagian itu ditampakkan juga maka orang-orang akan mengiris hatinya tanpa terasa karena indahnya wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan itu kelak akan diperlihatkan di telaga Haudh. Semoga aku dan kalian memandang wajah yang indah itu, amin.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Anas bin Malik Ra berkata:
مَا نَظَرْناَ مَنْظَرًا كاَنَ أَعْجَبَ إِلَيْنَا مِنْ وَجْهِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Kami belum pernah melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”
Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang banyak sekali dan sangat mudah dan suka mendoakan orang lain, dan beliau adalah makhluk yang paling indah, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa salah seorang sahabat Ra berkata: “aku belum pernah mendengar suara yang lebih indah dari suara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga suara beliau membuat hati luluh dan ingin mendekat kepada Allah subhanahu wata’ala”. Dan Allah berfirman dalam Al qur’an menyifati indahnya bacaan sang nabi :
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا ، يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا ( الجن : 1-2 )
“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami” ( QS. Al Jin: 1-2)
Dan Allah berfirman:
وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا ( الجن : 19 )
“Dan ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuninya” ( QS. Al Jin: 19 )
Dijelaskan di dalam Shahih Muslim, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan membaca al qur’an dan di saat itu iblis melihat pintu-pintu langit ditutup dan tidak bisa lagi ditembus oleh iblis dan syaitan, maka di saat itu iblis berkata : “apa yang telah terjadi di barat dan timur sehingga kita tidak bisa lagi menembus langit?!”, maka ketika mereka mencari di penjuru barat dan timur, mereka pun menemukan cahaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang berdoa dan membaca al quran al karim, dan cahaya itu membuat para jin berdesakan untuk mendengarkan bacaan itu kemudian mereka beriman. Dan dijelaskan di dalam Kitab-kitab Tafsir, tafsir Ibn Katsir dan lainnya bahwa di saat itu ada beberapa raja jin yang diperintahkan oleh iblis untuk melihat apa yang terjadi, justru mereka beriman kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Para jin itu pun berdesakan ingin mendengarkan suara indah yang keluar dari jiwa yang suci dan khusyu’ yang merindukan Allah subhanahu wata’ala, jiwa yang dipenuhi dengan getaran iman. Oleh sebab itu, ketika salah seorang sahabat Ra (dalam riawayat yang tsiqah) melihat aurat seorang wanita dengan sengaja, maka ia merasa telah berbuat dosa yang sangat besar dan ia pun menyendiri ke atas gunung dan tidak mau lagi melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia merasa tidaklah pantas matanya melihat wajah beliau karena mata itu telah berbuat zina. Dan setelah beberapa hari Rasulullah menanyakan orang itu karena beberapa hari Rasulullah tidak melihatnya, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra mendatanginya ke gunung dan berkata kepada orang itu: “engkau dipanggil oleh Rasulullah”, orang itu menjawab: “aku tidak mau melihat wajah Rasulullah, mataku tidak lagi pantas memandang beliau karena telah berbuat dosa”, maka sayyidina Abu Bakr berkata: “ini adalah perintah Rasulullah”, maka ia pun datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan ketika itu Rasulullah sedang melakukan shalat maghrib, dan ketika ia mendengar bacaan Rasulullah dari kejauhan, ia pun terjatuh dan roboh karena tidak mampu mendengarkan lantunan suara indah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia diberdirikan oleh sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan dibimbing untuk terus masuk ke shaf shalat dan setelah selesai shalat, ketika orang-orang mulai berdiri dan keluar dari shaf shalat, ia hanya tertunduk saja, maka Rasulullah memanggilnya dan berkata :”kemarilah mendekat kepadaku”, ia mendekat hingga lututnya bersatu dengan lutut nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam namun ia tetap menundukkan kepalanya dan berkata: “wahai Rasulullah, aku tidak mau lagi melihat wajahmu karena mataku sudah banyak berbuat dosa”, maka Rasulullah berkata :”mohonlah ampunan kepada Allah”, maka ia berkata: “aku meyakini bahwa Allah Maha Pengampun, namun mata yang sudah banyak berbuat dosa ini tidak lagi pantas melihat wajahmu wahai Rasulullah”, ia masih terus menundukkkan kepalanya maka rsaulullah berkata : “angkatlah kepalamu!!”, maka ia pun mengangkat kepalanya perlahan lahan dan beradu pandang denga Rasulullah, lalu ia kembali menundukkan kepalanya dan menangis di pangkuan Rasulullah kemudian wafat dipangkuan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka para sahabat pun kaget dan iri dengan orang itu karena walaupun mereka berjihad siang dan malam namun mereka tidak sempat mendapatkan kesempatan untuk wafat dipangkuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika itu air mata Rasulullah mengalir dan jatuh di atas wajah orang itu. Hadirin hadirat, sungguh mata kita penuh dengan dosa dan kesalahan, namun Sang Maha Pengampun tidak berhenti mengampuni, sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa ada 7 golongan yang mendapatkan naungan Allah dimana ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan Allah, diatara 7 kelompok itu adalah :
رَجُلٌ ذَكَرَ اللهُ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
” Seseorang yang ketika berdzikir (mengingat Allah) maka mengalirlah air matanya”
Maka orang itu akan mendapatkan naungan Allah kelak di hari kiamat. Dan saat di surga kelak masih ada orang-orang yang belum melihat keindahan dzat Allah subhanahu wata’ala, mereka adalah orang-orang yang ketika di dunia mata mereka banyak berbuat dosa, dan malaikat tidak mau membuka tabir yang menghalangi dzat Allah dengan mereka, maka Allah berkata kepada malaikat: “mengapa kalian masih menutupkan tabir untuk mereka, mereka adalah penduduk surga yang telah kuampuni dosa-dosa mereka”, maka malaikat berkata: “wahai Allah, dahulu ketika mereka di dunia mata mereka banyak melakukan dosa, maka mereka tidak pantas memandang keindahan dzat-Mu”, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman: “angkatlah tabir yang menghalangi-Ku dengan mereka, karena dahulu mata mereka pernah mengalirkan air mata rindu ingin berjumpa dengan-Ku”…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا …
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Semoga Allah subhanahu wata’ala memulikanku dan kalian dengan keluhuran, dan membimbing hari-hari kita dengan seindah-indahnya, amin. Malam ini kita akan melakukan shalat ghaib untuk Al Marhum Al Maghfurlah Al Habib Syech bin Ahmad Al Musawa dalam usianya yang sangat lanjut, beliau adalah ulama’ besar yang murid beliau mencapai ribuan habaib dan kiyai, beliau tinggal di Klender selama kurang lebih 10 tahun kemudian pindah ke Surabaya dan wafat pada hari Jum’at yang lalu pukul 10.15 Wib. Dan yang tidak dalam keadaan berwudhu maka tidak perlu berdesakan untuk berwudhu, cukup berdiri saja. Shalat ghaib ini juga untuk syarifah Nur binti Abu Bakr Al Jufri dan juga untuk orang tua kita, kerabat kita, dan sahabat kita yang telah wafat. Semoga Allah subhanahu wata’ala memuliakan mereka di alam barzakh. Ayah bunda kita yang masih hidup semoga dimuliakan dan dipanjangkan usianya oleh Allah subhanahu wata’ala, amin allahumma amin. Dan imam dalam shalat ghaib nanti adalah guru kita fadhilah as sayyid Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, dan juga saya mohon jangan berdesakan dalam bersalaman nanti. Sebelum kita melakukan shalat ghaib, kita tutup acara kita dengan qasidah yang mengingatkan kita kepada nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beberapa bait, setelah itu kita melakukan shalat ghaib kemudian doa penutup, tafaddhal masykura.

Antara 7 Wali Allah di Tanah Melayu


Nama penuh beliau ialah As-Sayyid Habib Noh bin Muhammad Al-Habsyi. Beliau yang datang dari Kedah adalah merupakan seorang yang berbangsa arab berasal dari Yaman dan asal-usul keturunan beliau juga adalah daripada keturunan Rasulullah s.a.w. menerusi nasab Zainal Abidin bin Sayidina Hussein r.a. Tidak banyak maklumat yang diketahui tentang kehidupan awal beliau. Beliau yang hidup sekitar tahun 1788M – 1866 M datang dari keluarga empat adik-beradik lelaki iaitu Habib Nuh, Habib Ariffin dan Habib Zain (kedua-duanya meninggal di Pulau Pinang) dan Habib Salikin, yang meninggal di Daik, Indonesia.
Dari perkahwinan beliau dengan Anchik Hamidah yang berasal dari Province Wellesley, Pulau Pinang, mereka dikurniakan hanya seorang anak perempuan bernama Sharifah Badaniah. Sharifah Badaniah kemudiannya berkahwin dengan Syed Mohamad bin Hassan Al-Shatri di Jelutong, Pulau Pinang. Pasangan ini kemudiannya memberikan Habib Noh hanya seorang cucu perempuan bernama Sharifah Rugayah. Dia berkahwin dengan Syed Alwi bin Ali Aljunied dan mereka mempunyai lima anak, dua lelaki dan tiga perempuan bernama Syed Abdul Rahman, Syed Abdullah, Syarifah Muznah, Sharifah Zainah dan Sharifah Zubaidah.
Dari banyak sumber yang diperolehi, Habib Nuh tiba ke Singapura tidak lama setelah Sir Stamford Raffles mendarat di pulau itu. Usianya pada ketika itu mencecah tiga puluhan tahun. Walaupun beliau telah menghabiskan saki-baki usianya di Singapura dan meninggal dunia di sana, beliau banyak berjalan, terutamanya ke Johor Bahru dan negeri-negeri lain di Malaysia untuk berdakwah. Beliau adalah seorang yang amat warak. Waktu malamnya beliau gunakan untuk solat hingga terbit fajar. Dan beliau kerap berkunjung ke makam-makam (tanah perkuburan), selalu mendoakan roh-roh yang telah meninggalkan jasad. Beliau sentiasa berjalan bersama-sama kawan-kawan rapat melainkan bila dia secara spesifik meminta untuk bersaorangan diri. [5]
Karamah
Di sini, saya ingin bekongsi bersama pembaca mengenai kemuliaan yang Allah kurniakan kepada beliau. Banyak Karamah yang dibuktikan oleh mereka yang hidup sezaman dengan beliau. Tetapi, tidak ramai yang dapat menyelami peranannya sebagai orang kerohanian yang sentiasa dirinya hampir dengan Allah SWT. Kerana peranan sebagai Rijalullah atau Rijalulghaib ini amat simbolik dan sukar difahami menerusi bahasa dan pengertian yang zahir sedangkan tugas mereka juga besar. Antara kurniaan Karamah yang diberikan Allah swt adalah seperti berikut;
1. Menghadiri Sidang Wali-wali. [6]
Mengenai keistimewaan dan ketinggian kedudukan Habib Nuh, Pakcik Muhammad Abu Bakar, 102 tahun, khadam kepada Syeikh Haji Said Al Linggi r.h. menceritakan satu peristiwa yang berlaku ke atas gurunya yang ada kaitan dengan As Sayid Habib Nuh:
Pada satu hari seperti biasa Syeikh Muhammad Said masuk ke bilik suluk khas selepas sembahyang jemaah Asar. Seperti biasa juga, Pakcik Muhammad menunggu di luar bilik kalau2 beliau dipanggil masuk oleh gurunya untuk satu2 hajat. Tetapi pada petang itu beliau tidak dipanggil, dan gurunya keluar dari bilik suluk itu apabila hampir masuk waktu Maghrib dan terus sembahyang jemaah Maghrib bersama anak2 muridnya.
Malam itu Syeikh Said tidak mengajar. Selesai sembahyang sunat, beliau bercakap dengan Pakcik Muhammad secara empat mata.
“Engkau tahu aku pergi ke mana tadi?” kata Syeikh Said.
“Saya tidak tahu,” jawab Pakcik Muhammad dengan beradab.
“Aku pergi bersidang di Bukit Qhauf. Aku dan Habib Nuh sahaja yang mewakili umat sebelah sini. Rasulullah SAW juga hadir, dan engkau jangan cerita berita ini kepada sesiapa sebelum aku mati.”
Pakcik Muhammad Abu Bakar menyimpan amanat ini sehingga beliau memberitahu penulis sewaktu di temui di rumahnya di Seremban pada tahun 1991. Syeikh Said Linggi meninggal dunia pada tahun 1926. Menurut Pakcik Muhammad, Bukit Qhauf itu duduknya di luar daripada alam Syahadah. Wallahua’lam.
“Walaupun persidangan itu dihadiri oleh Rasulullah SAW tetapi ia dipengerusikan oleh orang lain, tak tahulah siapa orang istimewa itu,” tambah Pakcik Muhammad. “Bila ditanya siapa orang yang mempengerusikan majlis itu, Syeikh Said tidak memberitahu.”
Syeikh Said jua memberitahu bahawa majlis yang dihadiri oleh beliau dan Habib Nuh ialah persidangan wali2 yang membincangkan antara lain tentang satu wabak yang akan turun, yakni wabak cacar. Dan para wali yang bersidang itu mohon bala itu supaya tidak turun. Alhamdulillah, makbul. Tetapi menurut Pakcik Muhammad, “tempiasnya” masih mengenai orang ramai sehingga ramai yang mati terutamanya orang2 kafir. [Wabak cacar pada masa itu merupakan penyakit yang sangat bahaya dan belum ditemui ubatnya].
“Saya tiga hari pengsan dan bahu saya masih berparut diserang wabak cacar itu. itupun Syeikh Said yang mengubatnya,” kata Pakcik Muhammad sambil menunjuk parut cacar di atas bahunya.
Cerita ini menggambarkan peranan tersembunyi As Sayid Habib Nuh sebagai “pencatur dunia” yang mana kenyataan ini sukar diterima oleh mereka yang hanya menggunakan akal menilai sesuatu kebenaran.
2. Menunduk Gabenor Yang Angkuh. [7]
As Sayid Habib Nuh dikurniai Allah berbagai2 karamah sebagai tanda kemuliaan pada dirinya. Pelbagai cerita mengenai kewalian dan karamah beliau dibawa dari mulut ke mulut sehinggalah kepada Sayid Hassan Al Khattib, penjaga makam Habib Nuh r.h. Di antaranya adalah seperti berikut :
As Sayid Habib Nuh bersikap tidak menghormati orang2 yang angkuh dengan kekayaan atau jawatan duniawi. Begitulah, walaupun orang menghormatinya atau takut kepada Crawford, Gabenor Singapura ketika itu tetapi Habib Nuh tidak takut kepada wakil penjajah itu.
Dalam satu peristiwa, Gabenor Crawford marah dan menghina Habib Nuh kerana beliau tidak menghormatinya. Tiba2 sahaja kereta kuda yang dinaiki gabenor itu terlekat di bumi dan tidak dapat bergerak. Gabenor naik marah dan bertanyakan hal itu kepada pengiringnya. Tetapi pengiring itu bertanya kepada tuan gabenornya, “Tahukah tuan siapakah orang yang tuan marah dan hina itu?”
Gabenor menjawab, “Itu orang gila.”
“Sebenarnya dia bukan gila tetapi dia orang baik dan ada karamah. Lihat, bila tuan marah kepada dia, dia sumpah dan sekarang kereta tuan tidak dapat bergerak,” jelas pengiringnya.
Gabenor menjadi takut dan akhirnya meminta maaf dengan Habib Nuh. Setelah Habib Nuh menepuk2 kaki kuda itu, barulah kuda itu berjalan pantas seperti biasa. Sejak itu gabenor sedar betapa As Sayid Habib Nuh mempunyai kelebihan luar biasa.
Bagaimanapun, pada satu ketika gabenor terus bersikap bongkak dan sombong dan memerintahkan orang-orangnya menangkap Habib Nuh dan mengurung di dalam penjara dengan kaki dan tangannya dirantai. Tindakan keras ini diambil kerana As Sayid Habib Nuh tetap enggan menghormati wakil penjajah yang beragama Kristian itu. Anehnya, para pengawal penjara kemudian melihat Habib Nuh di luar penjara. tangan dan kakinya tidak dirantai. Walaupun ditangkap semula, dia tetap dapat keluar dan kelihatan seolah-olah tidak ada apa-apa yang berlaku padanya akhirnya beliau dibebaskan sepenuhnya.
3. Kapal Pelayaran, Terbakar Dan Karam. [8]
Dalam satu peristiwa lain, ketika sebuah kapal hendak berlayar, muncul Habib Nuh di perlabuhan. Habib Nuh menahan barang-barang yang berharga daripada dibawa bersama dalam pelayaran itu. Orang-orang yang terlibat tidak senang dengan sikap beliau itu tetapi beliau tetap bertegas;
“Tidak boleh barang-barang yang berharga itu dibawa.”
Setelah lama berbalah, akhirnya orang ramai terpaksa akur dengan kemahuan Habib Nuh itu dan pemilik barang-barang tersebut tidak jadi mengirim barangnya dengan kapal itu.
Beberapa hari kemudian, penduduk Singapura mendapat berita bahawa kapal yang berlayar itu terbakar dan tenggelam di tengah lautan. Barulah tuan punya barang-barang tersebut sedar hikmah divsebalik larangan Habib Nuh itu. Beliau bersyukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT.
4. Habib Nuh Meminta Untuk Melaksanakan Nazar dan Niat.
Dalam satu peristiwa lain, ada seorang saudagar ingin meneruskan pelayarannya ke Singapura. Dalam pelayaran, kapalnya telah dipukul ribut kencang. Dalam suasana cemas tersebut, saudagar itu berdoa kepada Allah agar diselamatkan kapalnya dari ribut tersebut dan dia bernazar jika sekiranya dia selamat sampai ke Singapura dia akan menghadiahkan kain kepada Habib Nuh. Setelah sepuluh tahun berlalu, dia pun pulang dari pelayaran itu. Habib Nuh pergi menemuinya dan menuntut kain seperti yang diniatkannya itu. Orang itu terperanjat kerana dia tidak pernah menyatakan niatnya itu kepada sesiapa dan dia sendiri sudah lupa dengan niatnya itu kerana terlalu lama, tetapi Habib Nuh datang mengingatkannya akan niat baiknya itu. [9]
Habib Nuh juga dikenali mempunyai kelebihan untuk tahu masa depan. Beliau seolah-olah tahu jika seseorang itu sakit, memerlukan beliau atau memaksudkan beliau. Pada satu masa, seorang India Muslim balik ke India mengikut jalan laut untuk melawat keluarganya. Dia telah berniat bahawa jika dia kembali ke Singapura dengan selamat, dia akan menghadiahkan kepada Habib Nuh satu hadiah. Bila dia pulang, dia terkejut bila melihat Habib Nuh sudah sedia menunggunya di tepi laut.
Habib Nuh kata kepadanya “Saya percaya bahawa awak sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada saya.” Terkejut, India Muslim itu berkata, “Katakan kepada saya wahai tuan yang bijaksana, apakah yang tuan hajati dan saya akan dengan senang hati menghadiahkan kepada tuan.”
Habib Nuh menjawab, “Saya mahukan beberapa gulung kain kuning untuk disedekahkan kepada orang miskin, yang memerlukannya dan kanak-kanak.” Sambil memeluk Habib Nuh, India Muslim itu berkata, “Demi Allah, saya amat gembira untuk menghadiahkan kepada seorang lelaki yang dirahmati Allah kerana baik budinya terhadap umat manusia. Berilah pada saya tiga hari untuk menghadiahkannya kepada tuan.”
Dia telah menunaikan janjinya dalam masa yang dijanjikan. [10]
5. Bertemu Di Kota Mekah. [11]
Beliau dikurniakan oleh Allah swt kebolehan untuk ghaib, dan dilihat kembali di tempat-tempat yang jauh. Ada yang memberitakan bahawa beliau telah dilihat sedang solat di Masjid Besar Makkah tanpa secara fizikalnya pergi ke sana. Pada satu masa, beliau pernah berkata kepada bakal haji bahawa mereka akan berjumpa di Makkah. Bila jemaah itu sampai di sana, dia telah disambut oleh Habib Nuh sendiri. Menurut orang-orang yang hidup sezaman dengan Habib Nuh, mereka pernah bertemu atau berada dengannya di beberapa tempat dalam satu masa yang sama. Kejadian seperti ini tidak pelik bagi wali-wali Allah.
6. Tabib Yang Berkat Dan Hebat. [12]
Habib Nuh juga terkenal sebagai tabib yang hebat, terutamanya ke atas kanak-kanak yang memang disukainya. Pernah beliau menyembuhkan seorang kanak-kanak yang cedera di kakinya dengan hanya meletakkan tangan-tangan beliau di atas luka itu dan membaca doa. Dalam masa yang singkat, kanak-kanak itu sudah boleh berlari semula seolah-olah tiada apa-apa yang berlaku ke atasnya. Bapa kepada kanak-kanak itu amat gembira, dia telah memberikan wang kepada Habib Nuh, tapi Habib Nuh memberikan wang itu kepada yang memerlukan.
Habib Nuh sanggup mengharungi ribut untuk pergi mengubati kanak-kanak yang sakit. Beliau pernah berjalan ke Paya Lebar dari rumah beliau di Telok Blangah ketika hujan lebat untuk mengubati seorang kanak-kanak. Bila beliau sampai di rumah kanak-kanak itu, ibubapa kanak-kanak itu terkejut melihat pakaian Habib Nuh langsung tidak basah.
7. Air Bertukar Menjadi Susu. [13]
Dalam satu insiden lain, Habib Nuh telah dikejutkan oleh tangisan berterusan anak jirannya. Bila beliau pergi ke sana, beliau dapati bahawa keluarga itu amat miskin dan tidak mampu membeli makanan untuk anak yang kelaparan itu. Beliau mengalirkan airmata bila mendengar cerita itu, lantas mengambil satu tempurung kelapa,menuangkan air ke dalamnya dan membaca doa. Dengan kehendak Allah, air itu bertukar menjadi susu untuk diminum oleh kanak-kanak tersebut.
8. Mimpi Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah As-Suhaimi BaSyaiban[14]
Dikisahkan bahawa Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi BaSyaiban memang selalu mengamalkan bacaan mawlid junjungan nabi s.a.w., tetapi kadangkala beliau meninggalkannya. Pada satu malam, beliau bermimpi dan di dalam mimpi tersebut beliau bertemu dengan junjungan nabi Muhammad s.a.w. dan Habib Nuh yang ketika itu sudah pun kembali ke rahmatullah. Dalam mimpi tersebut, Habib Nuh sedang mengiringi baginda nabi s.a.w. yang sedang berjalan di hadapan rumah Kiyai Agung, lalu Habib Nuh pun berkata kepada baginda nabi s.a.w.: “Ya RasulAllah, marilah kita ziarahi rumah kawan saya Muhammad Suhaimi.” Tetapi junjungan nabi s.a.w. enggan berbuat demikian sambil bersabda: “Saya tidak mahu menziarahinya kerana Muhammad Suhaimi ini selalu lupakan saya, kerana dia selalu meninggalkan bacaan maulid saya.” Habib Nuh merayu kepada baginda nabi s.a.w.: “Saya bermohonlah kepada tuan supaya dia diampuni.” Setelah itu baharulah junjungan nabi s.a.w. mahu masuk dan duduk di dalam rumah Kiyai Agung. Inilah kisah mimpi Kiyai Agung, selepas isyarat mimpi itu, maka Kiyai Agung tidak lagi meninggalkan bacaan mawlid, sehingga dalam pelayaran sekalipun dan walaupun hanya 2 atau 3 orang sahaja dalam majlis pembacaan tersebut.
9. Keberkatan Menyayangi Kanak-kanak[15]
Antara sifat yang menonjol pada diri As Sayid Habib Nuh ialah beliau sangat menyayangi kanak-kanak . Sering orang bertemu Habib Nuh bersama dikelilingi oleh kanak-kanak. Ini sesuatu yang ganjil. Kadang-kadang beliau singgah di kedai-kedai bersama kumpulan kanak-kanak dan kanak-kanak itu mengambil seberapa banyak makanan yang ada tanpa apa-apa bayaran.
Anehnya, ke semua tuan kedai tidak melarang perbuatan itu. Kerana mereka yakin kedai mereka akan beroleh keberkatan jika dikunjungi oleh Habib Nuh bersama kumpulan kanak-kanak tersebut. Ini terbukti, mana-mana kedai orang Islam yang didatangi oleh Habib Nuh bersama kanak-kanak, kemudiannya menjadi maju dan tidak putus-putus dikunjungi pelanggan.
Sayid Habib Nuh sayang kepada kanak-kanak kerana mereka adalah Ahlul Jannah (ahli Syurga). Kelakuan Sayid Habib Nuh itu agak ganjil bagi seorang yang sudah tua. Memang itu di antara keganjilan Habib Nuh, seorang yang mempunyai keistimewaan yang terlindung.
10. Tebuan Menghormati Jenazah Beliau[16]
Diceritakan ketika keranda jenazah beliau diusung untuk ke makam pusaranya, mereka yang mengusungnya terpaksa membawa keranda tersebut melalui ke satu lorong kecil. Di mana kiri dan kanan sepanjang perjalanan di lorong kecil tersebut kedapatan penuh dengan pokok buluh Cina serta dedaunnya yang panjang. Semasa melalui lorong itu, keranda tersebut merempuh sarang tebuan sehingga sarang itu pecah. Tetapi tebuan-tebuan itu tidak sedikit pun menganggu orang ramai yang mengiringi jenazah itu.
11. Pusara Terselamat Dari Letupan Bom dan Pemugaran.
Karamah beliau tidak habis di situ saja. Semasa Perang dunia kedua, bila Telok Blangah dibom dengan hebatnya oleh Jepun, tidak ada satu bom pun singgah di pusara Habib Nuh. Dan bila kerajaan Singapura mahu membina satu jalanraya di Tanjung Pagar, jambatan telah direka bentuk untuk membengkok melengkarinya, tingginya hampir sama dengan kedudukan
Makam Habib Nuh. [17]
Dikatakan, menurut rancangan pemerintah, makam Habib Nuh dan Masjid Haji Mohd Salleh perlu dipindahkan demi membolehkan pembinaan Highway dibina lurus. Dengan membelakangkan rayuan daripada jawatankuasa makam dan masjid, kontraktor pembangunan telah menempatkan beberapa jentolak untuk memulakan pemugaran. Dengan kuasa Allah swt, semua jentolak tidak dapat dihidupkan. Akhirnya, lebuh raya terpaksa dibina membelok di antara sekitar makam dan masjid. [18]
Banyak lagi kejadian aneh yang dihubungkan kepada karamah Habib Nuh ini. Walau apa pun khawariqul adah (perkara di luar adat) yang berlaku pada dirinya, maka itu bukanlah tuntutan kita. Yang pasti, sejarah telah menyaksikan bahawa Habib Nuh al-Habsyi adalah seorang wali Allah yang soleh taat kepada ajaran Islam. Lihat, bukan sahaja jelas karamahnya sewaktu hayat beliau masih hidup, bahkan setelah kewafatan beliau juga masih terpelihara kemuliaanya. Apa yang diharapkan adalah agar kita dapat mengikuti jejak langkah beliau dalam menuruti perjalanan usaha junjungan nabi Muhammad s.a.w. Mahabbah kepada para solihin adalah dituntut dan seseorang itu nanti akan berada bersama orang yang dikasihinya di akhirat kelak.
Nasihat dan Wasiat
Beberapa hari sebelum beliau meninggal dunia, beliau telah memberikan banyak nasihat kepada kawan-kawan setianya. Antara mutiara kata beliau ialah “Jangan jadi tamak terhadap harta dunia dan jangan punya perasaan hasad-dengki (dan sebarang perasaan
negatif) terhadap sesiapa sepanjang hidup anda.”
Sebelum meninggal, Habib Nuh telah berpesan kepada kawan-kawannya agar jenazah beliau dikebumikan di Mount Palmer sebuah (bukit kecil di jalan Palmer), yang merupakan tanah perkuburan kecil pada masa itu. Walau bagaimana pun pada hari beliau
meninggal, setiap orang telah lupa mengenai pesanan itu dan mereka semua bersedia untuk menuju ke tanah perkuburan Bidadari Muslim. Bila sampai masanya untuk mengangkat keranda, ia tidak berganjak dari atas tanah. Tidak ada seorang pun terdaya mengangkatnya. Persekitaran menjadi kelam kabut, dan hampir setiap orang menangis melihat keranda itu tidak berganjak walaupun cuba diangkat oleh lelaki-lelaki yang gagah.
Nasib baik, seorang daripada yang hadir akhirnya teringat akan pesan Habib Nuh tersebut dan lantas tampil menceritakan hal yang sebenarnya kepada setiap orang yang hadir.
Setiap orang menyedari bahawa mereka telah lupa tentang pesanan tersebut, lalu bersepakat memutuskan untuk bergerak menuju ke Mount Palmer. Dengan kehendak Allah, keranda itu boleh diangkat dengan mudah dan laungan Allahu Akbar bergema mengiringi perjalanan mereka. Dengan izin Allah swt, jenazah Habib Nuh telah selamat dikebumikan di Mount Palmer. [19]
Kewafatan
Setelah 78 tahun mengabdikan diri beliau kepada Islam, Habib Nuh telah pulang ke rahmatullah pada hari Jumaat, 27 Julai 1866 bersamaan dengan 14 Rabiul Awal 1283. Habib Nuh menghembuskan nafasnya yang terakhir di Telok Blangah, di kediaman Temenggong Abu Bakar, Johor. Apabila berita itu tersebar, ramai orang daripada pelbagai peringkat, termasuk orang-orang Inggeris yang telah memeluk Islam melalui beliau, dan mereka yang berada di kepulauan-kepulauan berhampiran telah datang untuk menziarahi pusaranya. Pada hari yang sama, semua kereta kuda yang ada di Singapura memberhentikan aktiviti harian mereka kerana ingin membawa pengunjung ke makamnya dengan tanpa bayaran. [20]
Di belakang makam Habib Nuh, terdapat sebuah makam yang dipercayai adalah makam Qadhi pertama di Singapura pada era pemerintahan British. Beliau dikatakan anak saudara kepada Habib Nuh dari kaum kerabat Alhabsyi, namanya Said Abdul Rahman Bin Salim Al-Habsyi r.a yang wafat pada tahun 1867.
Beberapa tahun selepas jenazah Habib Nuh dikebumikan pada tahun 1890, seorang hartawan bernama Sayid Muhammad bin Ahmad Al Sagof telah membuat binaan di atas makam Habib Nuh tersebut. Beberapa tahun lalu makam itu dibaik pulih kerana binaan lama sudah hampir roboh.
Pada tahun 1962, kerajaan Singapura menambak laut di sekitar makam itu sehingga menjadi dataran. Dan di situ juga didirikan bangunan-bangunan. Keadaan tempat itu sekarang jauh berbeza dengan apa yang digambarkan akan berlaku sebelum adanya makam Habib Nuh di situ. Dengan itu makam Sayid Habib Nuh terus selamat dan terjaga.
Makam Habib Nuh yang terletak di atas sebuah bukit kecil di Jalan Palmer bersebelahan dengan Masjid Haji Mohd Salleh, kini ianya telah diambil alih sepenuhnya oleh pihak Majlis Ugama Islam Singapura untuk segala urusan yang berkaitan dengan makam.
Makam beliau tetap terpelihara sehingga ke hari ini dan menjadi kebiasaan, makam Habib Nuh sering diziarahi oleh orang ramai termasuk orang-orang Arab dari Hadralmaut dan negara-negara Arab lain serta umat Islam di sekitar Asia untuk mendapat keberkatan daripada kewaliannya. Juga sebagai memenuhi seruan Rasulullah s.a.w. supaya menziarahi kubur agar dapat mengingati mati (zikrul maut). 
Semoga Allah merahmati roh beliau.
~Al-Fatihah~

Doa dan Istighfar Selepas Solat


Doa dan Istighfar Selepas SolatAda orang-orang yang langsung berdiri dan meninggalkan tempat sholat tanpa berdoa atau beristighfar terlebih dahulu. Sedangkan istighfar menurut beliau adalah yang paling minimal.
Waktu setelah sholat fardhu adalah termasuk saat-saat dimana doa paling di kabulkan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: “di riwayatkan dari Abu Umamah ra bahwa Rasul saw pernah di tanya oleh seorang laki-laki: ‘doa apakah yang paling di kabukan oleh Allah swt?’, jawab Rasul saw: “Doa di tengah malam dan setelah sholat-sholat fardhu.”(HR.Tirmidzi). Hadits ini dan nasihat dari Habib Umar adalah saling menguatkan. Seakan Habib Umar hendak mengingatkan kembali hadits ini pada kita.
Doa-doa setelah sholat sangat banyak yang teriwayatkan dari Nabi saw dan membawa faedah yang sangat besar. Sebagai contoh adalah hadits Nabi saw berikut ini: “Barangsiapa yang setelah sholatnya membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali dan Allahu akbar 33 kali, lalu di genapkan menjadi 100 kali dengan membaca Laa Ilaha Illa Allahu Wahdahu Laa Syarika Lahu, Lahu al-Mulku Wa Lahu al-Hamdu Yuhyi Wa Yumiitu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai in Qadir (Tiada Tuhan selain Allah swt semata, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan dan pujian, Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan Dialah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu) maka d ampuni dosanya walau sebanyak buih di lautan.”(HR.Imam Muslim).
Termasuk doa-doa yang tidak pernah di tinggalkan oleh Nabi saw setelah solatnya adalah doa: ”Wahai Allah Engkaulah yang Maha Melimpahkan kesejahteraan,dan dariMu lah terlimpah segala kesejahteraan dan padaMu lah kembali semua kesejahteraan. Maha Berkah Engkau lagi Maha Mulia.” (HR. Imam Muslim).
Dalam nasihatnya di atas, beliau berkata bahwa minimal dari zikir sesudah sholat tersebut adalah istighfar. Rasulullah saw bersabda: “Demi Allah swt! Aku memohon ampunan Allah swt dan bertobat kepadaNya lebih dari 70 kali sehari.”(HR.Bukhari). Sebagian ulama berkata bahwa istighfar dapat membuka pintu rezeki dan banyak manfaat lain. Mengenai membaca al-Qur’an akan di bahas pada catatan tersendiri.
Wirid adalah zikir yang di amalkan pada waktu-waktu tertentu dan untuk suatu keperluan. Berbeda dengan zikir secara umum yang tidak terikat waktu. Bacaan setelah sholat adalah termasuk dari wirid karena di baca pada waktu tertentu, yaitu setelah sholat. Karena ada dari bacaan-bacaan tersebut yang tidak berlaku faedahnya di luar sholat sebagaimana yang hadits yang telah di sebutkan di atas. Dan cukuplah kita mengetahui kemuliaan wirid ini,dan sekaligus menutup penjelasan ini,adalah bahwa al-Imam Abdurrahman bin Muhammad Assegaf berkata: “Barangsiapa yang tidak mempunyai wirid, maka tidak ubahnya ia seperti kera .” Wallahu a’lam.

 
Copyright © Islam-Islam. All Rights Reserved.
Blogger Template designed by Simple Blogger Tutorials. Distributed by Blogger Templates